Rabu, 19 Maret 2014

sklerenkim kelompok 8


 
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena kehendak-Nyalah kami dapat menyelesaikan buku ini dengan sebaik-baiknya.Buku ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan yang berjudul “Jaringan Sklerenkim”.Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan kami dari kelompok 4 yang telah membantu dalam penyusunan buku ini.Dan kami mengucapkan terima kasih kepada       yang telah membimbing kami pada mata kuliah Anatomi Tumbuhan.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada buku ini.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas segala masukan dan saran untuk menyempurnakan buku ini dan semoga buku ini dapat bermanfaat terutama bagi yang membacanya.
Pekanbaru, Februari 2014
 
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR...................................................... i
DAFTAR ISI................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................
A.    Latar Belakang................................................ .... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................... .... 5
A.    Pengetrtian Jaringan Sklerenkim..................... .... 5
B.     Ciri-ciri Jaringan Sklerenkim........................... .... 6
C.     Letak Jaringan Sklerenkim.............................. .... 7
D.    Macam-macam Jaringan Sklerenkim............... .... 9
E.     Fungsi Jaringan Sklerenkim............................ .. 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
IDENTITAS PENULIS
 
 
 
SKLERENKIM
Disusun oleh
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UIR
PROGRAM STUDI BIOLOGI
ANGKATAN 2012
Cetakan, I  tahun 2014
Tebal  halaman 23
Tata Letak
NIATI
Pra Cetak
Nova Novianti
Desain Sampul
RAFI. FC
 
Dilarang menggandakan atau mengcopy
Sebagian atau seluruh isi buku ini
Tanpa izin dari penulis
BAB I
PENDAHULUAN
 
A.   LatarBelakang
            Sel merupakan unit  terkecil dari organisme. Ukuran dan struktur sel demikian kecilnya untuk dapat dilihat, didengar, atau disentuh. Sel merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan memiliki mekamisme kerja yang sangat terkoordinasi dan hidup. Kumpulan dari dua atau lebih sel, membentuk suatu jaringan yang di dalamnya saling  bertautan antara satu sel yang satu dengan sel yang lain.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh tumbuhan  dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel,  fungsi, asal dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis adalah jaringan rumit.
Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis. Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi.
Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar.
Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur  (korteks).  Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai jaringan sklerenkim, yaitu ciri-ciri jaringan sklerenkim, macam-macam jaringan sklerenkim, letak jaringan sklerenkim, serta fungsi dari jaringan sklerenkim.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian jaringan sklerenkim
Perlu diketahui bahwa sebutan sklerenkim diambil dari kata Yunani yang merupakan kombinasi dari kata sclerous yang artinya keras, dan kata enchyma yang berarti “infusion”, yang arti keseluruhannya dimaksudkan pada kerasnya dinding sel. Adapun sel-sel yang menyusun jaringan sklerenkim adalah sel-sel sklerenkim. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat  memanjang.  Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal.



 
A.      Ciri-ciri jaringan sklerenkim

Gambar 1: Jaringan Sklerenkim
Ø  Selnya mati
Ø  Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal
Ø   Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun
Ø  Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras.
Ø  Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa 
Ø  Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe : serat (fibre) atau sklereid
Ø  Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
Ø  Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).
 
B.       Letak jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

Gambar 3: Sklerenkim yang tersebar luas
 
Gambar  4: Sklerenkim yang beruntai
 
C.      Macam-macam sel sklerenkim
Umumnya jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid).
Ø  Serat-serat sklerenkim (fiber)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.



Gambar 5: Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisah - pisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
(1) Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari)
Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian, sarung tangan, dll. Serabut extraxilar. Umumnya berupa unsur panjag dengan ujung runcing, tumpul atau bercabang dan dindingnya sangat tebal.
 
(2) Serat Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.Serat xilem merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh.Serabut merupakan lapisan paling dalam dinding sekunder, berisi banyak selulosa dan sedikit lignin.Serabut xilar : Strukturnya sangat bervariasi karena ukuran, bentuk, tebal dinding selnya berbeda-beda. Umumnya sulit dibedakan dengan trakeid karena letak serta fungsinya sangat erat .
Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali..

b)   Sel-sel batu (sclereid)
Sel sklerenkim dapat berbeda dalam bentuk, struktur, asal, dan perkembangannya. Banyak di dapati bentuk-bentuk transisi diantara berbagai variasi bentuk, kerena itu sukar untuk mengklasifikasikan berbagai tipe sklerenkima. Biasanya sklerenkim dibagi menjadi serat dan sklereid. Serat biasanya didefinisikan sebagai sel panjang dan sklereid sebagai sel pendek.
Namun batasan ini tidak memadai, sebab ada sklereid yang sangat panjang dan ada serat ang relatif pendek. Noktah pada sklerenkima sangat sempit, dengan apertur bulat, dan pada sklereid jumlahnya lebih banyak. Rongga noktah pada sklereid sering kali berbentuk saluran bercabang-cabang yang diakibatkan oleh bertambah tebalnya dinding sel.
Telah diusahakan untuk membedakan serat dan sklereid berdasarkan asal-muasal unsur-unsurnya. Sklereid berkembang dari sel parenkima yang dindingnya mengalami penebalan sekunder, sedangkan serat berkembang dari sel meristem dan dengan demikian mereka itu ditentukan dari asalnya. Akan tetapi, penelitian yang lain menunjukkan bahwa definisi tersebut juga tidak memadai karena kurang konsisten. Tidak hanya sulit untuk membedakan diantara berbagai tipe sel-sel sklerenkima karena adanya bentuk-bentuk transisi, tetapi juga agak sukar untuk membedakan antara sklerenkima dan parenkima karena adanya sel parenkima berdinding sekunder yang yang tebal, seperti misalnya parenkima xilem.
Sklereid ternyata mempunyai bentuk, penebalan dinding sel, ukuran, dan jumlah noktah yang bermacam-macam pula. Jadi bentuk dan besar diameternya berbeda-beda. Beberapa sel sklereid berbentuk agak memanjang dan beberapa lainnya berebentuk seperti sel-sel parenkim, misalnya sel-sel sklereid pda dinding buah dan biji-biji.
Sklereid bentuknya sangat bervariasi dari isodiametrik sehingga sangat tidak beraturan, bahkan ada yang bercabang. Sklereid berdindinding sangat tebal dan berlignin, kadang-kadang memperlihatkan lapisan konsentrik yang dikoyak-koyak oleh noktah sederhana. Noktah ini sering bercabang karena fungsinya dua atau lebih rongga noktah selama proses penebalan dinding sekunder. Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).Untuk memahami struktur sel-sel batu ini, perhatikan Gambar 6.
Struktur sel-sel batu (sklereid)
Gambar 6: Struktur sel-sel batu (sklereid)
Tschirc (1889) mengusulkan pembagian sklereid ke dalam empat tipe:
1.      Brakisklereid atau sel batu
 Bentuknya lebih kurang isodiametrik; sklereid semacam itu biasanya dijumpai dalam floem, korteks, dan kulit batang serta dalam daging buah pada buah tertentu seperti pir (Pyrus communis) dan Cydonia oblonga.
2.      Makrosklereid, sklereid bentuk tongkat
            Sklereid seperti itu sering kali memebentuk suatu lapisan kontinyu dalam testa biji Leguminoseae.
3.      Osteosklereid
            Sklereid bentuk kumparan atau tulang, ujungnya membesar, bercuping, dan kadang-kadang bahkan agar bercabang, sklereid sepeti itu terutama dijumpai daam kulit biji dan kadang-kadang juga dalam daun dikotiledon tertentu.
4.      Asterosklereid
            Mempunyai percabangan beragan dan sering kali berbentuk bintang, sklereid seperti itu terutama dijumpai dalam daun.
 
5.      Trikosklereid, diusulkan oleh Bloch (1946).
Sklereied ini sangat memanjang, agak seperti rambut, dan biasanya berupa sklereid dengan satu percabangan yang teratur.
Istilah-isitlah tambahan untuk tipe-tipe sklereid, seperti misalnya filiform, fibriform, kolumnar, dan polimorfik, yang terdapat dalam daun, digunakan oleh banyak pengarang (misalnya Rao & Chin, 1996)
Dalam tubuh tumbuhan, sklereid terbentuk di berbagai tempat yang berbeda. Pada banyak tumbuhan sklereid terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat di bagian dalam jaringan parenkima yang lunak. Organ-organ tertentu seperti misalnya kulit kenari serta banyak biji batu dan selaput biji lainnya, seluruhnya dibentuk dari sklereid. Pada banyak tumbuhan sklereid kelihatan sebagai idioblas, yakni sebagai sel-sel yang dengan mudah dibedakan dari sel-sel jaringan sekitar karena ukuran, bentuk, dan ketebalan dindingnya. Sklereid idioblas sangat beragam bentuknya.
Sklereid dengan bentuk yang istimewa dijumpai dalam daun berbagai tumbuhan, misalnya Gnetum, Camellia, Trochodendron, Nymphaea, Cyatocalyx, Desmos, Phaeanthus, Horsfielda, Salvadora, Monstera, dan Olea dan dalam akar udara Monstera. Dalam mesofil daun sklereid dapat juga tidak dapat tersebar secara tidak teratur (sklereid tersebar), misalnya dalam Trochodendron, Olea, Osmanthus, dan Nymphaea; atau sklereid itu berbatasan dengan ujung pembuluh (sklereid terminal), misalnya dalam Mouriri, Boronia, Arthrocnemum, Capparis spinosa dan spesies dari Salvadoraceae. Sel-sel sklerenkima memanjang yang terdapat dalam mesofil Myrtaceae dan beberapa famili lainnya sering kali dikenal sebagai serat.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya  Magnoliaceae, sklereid dijumpai dalam hampir seluruh organ; dalam korteks dan empulur batang, daun, stipula, perhiasan bunga, reseptakel, buah, dan jarang dalam akar. Di antara tipe-tipe  sklereid terdapat juga suatu tipe sel yang mirip trakeid, yakni idioblas trakeoid. Trakeoid-trakeoid semacam itu dijumpai, misalnya, dalam spesies Salicornia dan dalam tangkai perbungaan beberapa anggrek.
Mengenai sel-sel batu ini sering disebut sebagai ”grit cells” atau sel-sel pasir yaitu yang terdapat dalam buah yang berdaging karena berukuran kecil-kecil dan tidak jarang pula disebut sebagai brachysclereid, yaitu sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, macrosclereid atau ”rodcell” adalah sebutan bagi sklereid yang mempunyai bentuk ekstrim seperti bentuk tongkat, osteosclereid atau ”bone cells” adalah sebutan bagi sklereid yang berbentuk tulang, astroscklereid atau ”stelate cells” adalah sebutan bagi sklereid yang berbentuk bintang, trichosclereid atau ”internal hairs” yaitu sebutan bagi sklereid yang berbentuk rambut dalam suatu alat atau jaringan.
Sklereid terdapat dalam semua bagian dari tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau biji. Mengenai hal ini rupanya sama halnya dengan serat-serat sklerenkim yaitu sel-selnya ada yang terdapat secara soliter, dalam kumpulan beberapa sel atau yang terdapat dalam suatu jumlah yang besar. Sklereid ini disebut sebagai sel-sel batu, sebutan ini dikaitkan dengan sifat bagian-bagian yang keras seperti tempurung, biji-biji atau bagian-bagian yang keras pada buah. Gambaran-gambaran selanjutnya tentang sel-sel sklereid ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.       Dalam daun dan buah yang berdging banyak terdapat sel-sel batu yang letaknya tersebar,
b.      Dinding sel-sel sklereid tersususn dari selulosa dan banyak mengandung zat lignin yang tebal dan keras, dan zat inilah yang menjadikan jaringannya kuat dan kaku,
c.       Kadang-kadang sel-sel sklereid mengandung pula zat suberin dan kutin,
d.      Mempunyai noktah-noktah yang sempit yang celah-celahnya bundar sehingga merupakan saluran, disebut ”pit canal” atau saluran noktah, noktah-noktah ini dapat bercabang-cabang.
e.       Lumen sel sangat sempit sehubungan dengan terbentuknya penebalan-penebalan dinding selnya.
Perkembangan sklereid bercabang serta sel serat yang panjang menimbulkan penyesuain di antara sel serat mengindikasikan  kebebasan dari pengaruh sel di sekelilingnya. Mula-mula bakal sel sklereid bercabang tidak berbeda dari sel parenkim di sekitarnya. Namun, selanjutnya cabang sel sklereid tumbuh memasuki ruang antarsel  di hadapannya bahkan menyelinap di antara sel lain.
Dengan demikian, sklereid mmperoleh kontak baru dengan sel lain. Pertumbuhan sel sklereid dimulai dengan pertumbuhan terkoordinasi dan dilanjutkan dengan pertumbuhan intrusif pada cabangnya.
Brakisklereid yang khas berkembang dari sel-sel parenkima melalui penebalan sekunder dnding selnya. Dinding sekunder ini sangat tebal, dan lapisan-lapisan konsentris yang sangat banyak serta noktah yang bercabang biasanya dapat dibedakan di dalamnya. Selama proses penebalan dinding, permukaan sebelah dinding itu menyusut dan noktah yang mulai berkembang di sisi luar dinding sekunder tadi terkumpul. Pertimbangan secara fisiologik untuk terjadinya sklerifikasi sel-sel parenkima tidaklah diketahui, tetapi Bloch (1944) melihat adanya suatru kenyataan bahwa sel-sel batu sering kali muncul dekat jaringan-jaringan luka sehingga diduga bahwa mereka berkembang sebagai reaksi terhadap beberapa gangguan fisiologik. Dalam kulit pohon perubahan sel-sel parenkima menjadi sklereid, dalam hal ini, diduga adalah usia jaringannya.
Penelitian yang baru-baru ini dilakukan menyingkapkan bahwa walaupun dalam meriste luka dari daun yang terluka adala sel-sel tertentu berkembang menjadi sklereid, jaringsan luka mempunyai pengaruh pencegah terhadap diferensiasi sklereid dalam lamina daun yang sedang berkembang yang biasanya membentuk sklereid.
Contoh menarik lainnya dari perkembangan sel-sel batu ialah dalam sel bersinambung dalam serat-serat floem. Sewaktu batang tumbuhan dengan silinder seperti itu tumbuh melebar, maka sel-sel parenkima yang bertetangga menembus ke dalam ruangan-ruangan yang terbentuk diantara serat-serat silinder tersebut. Sel-sel parenkima kemudian berbelah dan mengalami sklerifikasi  dengan demikian menutupi celah yang terbentuk dalam sili nder (haberlandt, 1918).
Sebagai suatu hasil penyelidikan tentang perkembangan ontogenetik dari tipe sklereid bercabang dalam daun Terochodendron aralioides dan Mourira huberi, daun Memecylon sp., daun Olea, Nymphaea odorata, dan dalam akar udara Monstera telah dipahami kenyataan-kenyataan hisyogenetik yang berikut.
Dalam semua contoh di atas, sklereid berkembang dari inisial-inisial kecil berdinding tipis. Inisial-inisial ini mula-mula dibedakan dari sel-sel sekitarnya oleh adanya nukleus dan nukleolus yang lebih besar. Sejak tahap-tahap awal perkembangannya, inisial itu mulai bercabang dan dengan demikian memperoleh bentuk skelreid dewasa. Cabang dan tonjolan sklereid menembus ke dalam ruang-ruang antarsel, tetapi pertumbuhan intrusif dari cabang-cabang tersebut, di antara dinding yang bersatu dengan dinding sel-sel tetangga, juga umum terjadi.
Tingkatan penoktahan sklereid-sklereid ini bersifat tidak tetap. Sklereid biasanya diteranbgkan sebagai sel-sel mati sewaktu dewsa, tetapi telah diketahui bahwa protoplas dapat tetap aktif sepanjang hidup organ yang mengandun g sklereid tersebut. Dalam daun yang tidak gugur dan dalam batang-batang tertentu sklereid kadang-kadang dapat hidup selama 4-5 tahun. Protoplas sel batu dalam buah pir dan Cydonia oblonga juga tetap hidup untuk periode yang cukup panjang. Menurut Alexandrov dan Djapareidze (1927), selama proses pemasakan buah Cydona oblonga, sel-sel atu menjalani proses deliknifikasi, yang diperkirakan merupakan indikasi aktivitas enzimatik dari protoplas sel batu itu sendiri.
 
D.      FUNGSI JARINGAN SKLERENKIM

Fungsi jaringan sklerenkim, yaitu :

1.      Sebagai alat penyokong melindungi dan menguatkan bagian dalam sel.

2.      Memberikan kekuatan mekanik ketubuh tanaman.

3.      Aktifitas serat sklerenkim melindungi tanaman dari berbagai stress dan strain factor lingkungan. Serat buah-buahan dan biji membantu penyebaran mereka dengan angin.

4.      Memberikan dukungan mekanis untuk menanam dengan memberikan kekakuan, fleks bilitas dan elastisitas ketubuh tanaman.

 
 
 
 
 
 
LAMPIRAN GAMBAR


Gambar 1: Jaringan Sklerenkim
Gambar 2: Sklerenkim di bagian korteks
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtrqRhpkA68rSl7Vy8503wDGAw23CLgvh85m9Jtjj1x5fAXjvfVJm4kEhrCg7vKU96z90CyXExgNRXvB9JoSEuPiT3Iy8NLrbRFgzoNEQLW9H-Ln3hGf6UC64hPlRooJ9XU7JlpCvh7i4/s200/SmilaxEndodermis.jpg
Gambar 3: Sklerenkim yang tersebar luas
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHQljD0jNJ8uQneqgWoXEMTGP-D7rb0J9ol-5TgzvYa-v2HMwdA0hbRKr7Whx4XFfPRSF0CmrXDIelkzz48NbpjJd32ay8ryO2AItV4rFUExX6wl3HVx5rxuSw3u6VTprq3JXZpkKYSr8x/s200/periderm.jpeg
Gambar  4: Sklerenkim yang beruntai
http://media.smakita.net/uploads/2011/08/serat-serat-sklerenkim.jpg
Gambar 5: Serat-serat sklerenkim
Struktur sel-sel batu (sklereid)
Gambar 6: Struktur sel-sel batu (sklereid)
 
 
IDENTITAS PENULIS
 
 
 
 
Nama                          :    NIATI
Tempat/tanggal lahir   :    DUMAI, 05 OKTOBER 1992
Cita-cita                      :    Berguna bagi diri sendri kluarga dan semua
Hobi                            :    MEMASAK
Riwayat pendidikan   :
1.      SD N 006 TELUK MAKMUR, DUMAI
2.      MTS N 02 DUMAI
3.      SMA N 5 DUMAI
4.      Sedang melanjutkan study di universitas islam riau,   fakultas pendidikan program study biologi.
Moto                           : “ Hidup itu hanya sekali, maka manfaatkan lah  dengan   sebaiknya “
Pesan                          :    belajarlah merendah sampai tak seorangpun yang bias merendahkn mu
 
 
 
 
 
Nama                          :      NOVA NOVIATI
Tempat/tanggal lahir   :      Bengkalis, 29 November  1994
Cita-cita                      :      Pengusaha
Hobi                            :      Dengar musik
Riwayat pendidikan   :     
1.      SD N 08 BENGKALIS
2.      SMP N 1 BENGKALIS
3.      SMA N 1 BENGKALIS
4.      Sedang melanjutkan study di universitas  islam riau, fakultas pendidikan program study biologi.
Moto                           :      Selalu ada jalan bagi kita yang\ mau berusaha
Pesan                          :      berusaha lah untuk menjadi yang terbaik
 
 
 
 
 
 
Nama                          :            ENDANG DARYATI
Tempat/tanggal lahir   :    RIAU, 03 Desember 1994
Cita-cita                      :    Pengusaha
Hobi                            :    Mendengar musik
Riwayat pendidikan   :  
1.      SD N 184/IX SUMBER AGUNG
2.      SMP N 32 MUARO JAMBI
3.      SMA N 6 SIAK
4.      Sedang melanjutkan study di universitas islam riau, fakultas pendidikan program study biologi.
Moto                           : “ Hidup harus di lakukan, jangan sekedar di fikirkan “ bukan berarti kita melakukan tanpa memikirkan
Pesan                          :    Bersikap tulilah kamu terhadap orang-orang yang mengucilkan mu karena tanpa disadari mereka iri padamu.
 
 
 
Nama                            :    ARIS SETIAWAN
Tempat/tanggal lahir     :    TANJUNG PINANG, 03 Oktober 1994
Cita-cita                        :    Hafizh Qur’an
Hobi                              :    Membaca al-qur’an, membaca buku
Riwayat pendidikan     :  
1.      SD N 006 TANJUNGPINANG
2.      MTS N TANJUNGPINANG
3.      MAN TANJUNGPINANG
4.      Sedang melanjutkan study di universitas islam riau, fakultas pendidikan program study biologi.
Moto                             : -
Pesan                             : -
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Nama                          :            SURYA FATMARISKY
Tempat/tanggal lahir   :    Pekanbaru, 11 April 1994
Cita-cita                      :    Syahid di jalan ALLAH
Hobi                            :    Olahraga
Riwayat pendidikan   :  
1.      SDN 012 Ujung Batu Rohul
2.      SMPN 04 Kunto Darrussalam
3.      SMAN 01 Kunto Darrussalam
4.      Sedang melanjutkan study di universitas islam   riau, fakultas pendidikan program study biologi.
Moto                           : -
Pesan                          : -
Kesan                          : -
 
 

 
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar