Senin, 30 September 2013

JENIS - JENIS DAUN


CIRCUMSCRIPTIO



Bangun/bentuk (Circumscriptio)

Daun juga mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk daun dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu:

a) Bentuk bulat atau bundar (orbicularis)
Gambar: Daun berbentuk bundar
Daun berbentuk bulat atau bundar, jika panjang : lebar = 1 : 1. Bangun yang demikian dapat kita jumpai pada Vitis vinifera L., Teratai besar( Nelumbium nelumbo Druce)Carica papaya L. dan Fragraria x ananassa dll.
Gambar: Daun berbentuk bulat atau bundar pada
A. Daun Vitis vinifera L.; B. Daun Carica papaya L.; dan
C. Daun Fragraria x ananassa
b) Bentuk jorong (ovalis atau ellipticus)

Gambar : Daun berbentuk jorong
Daun berbentuk jorong, jika panjang : lebar = 1,5-2 : 1. Bangun jorong dapat kita jumpai pada daun Eugenia aqueaPsidium guajava L., Artocarpus heterophyllus Lam, Nephelium lappaceum L., Annona muricata, Muntingia calabura, dan Citrus aurantifolia.



Gambar: Daun berbentuk jorong pada

 A. Daun Eugenia aquea; B. Daun Psidium guajava L.; C. Daun  Artocarpus heterophyllus Lam; D. Daun Nephelium lappaceum L.; E. Daun Annona muricata; F. Daun Muntingia calabura;  dan G. Daun Citrus aurantifolia
c) Bentuk memanjang (oblongus)


Gambar : Daun memanjang
Daun berbentuk memanjang, jika panjang : lebar = 2,5-3 : 1. Bangun memanjang dapat kita jumpai pada daun Syzygium malaccenseMangifera odorataMangifera indica, Stelechocarpus burahol, dan Musa paradisiaca.


Gambar : Daun berbentuk memanjang pada

A. Daun Stelechocarpus burahol; B. Daun Syzygium malaccense;
C. Daun Mangifera indica; D. Daun Lansium domesticum 
Corr; 
E. Daun Mangifera odorata; dan F. Daun Musa paradisiaca
d) Bentuk lanset (lanceolatus)

Gambar : Daun bentuk lanset
Daun berbentuk lanset, jika panjang : lebar = 3-5 : 1. Bangun memanjang dapat kita jumpai pada daun Durio zibethinus Murr,daun kamboja ( Plumeria acuminata Ait).

Gambar: Daun berbentuk lanset pada daun Durio zibethinus Murr




Gambar : Daun berbentuk lanset pada daun Salacca zalacca
e) Bentuk bulat telur (ovatus)




Gambar : Daun bangun bulat telur
Bangun bulat telur (ovatus) dapat kita jumpai pada daun Averrhoa carambolaL., Capsicum annum, dan Solanum melongena.



Gambar: Daun berbentuk bulat telur pada A. Daun Averrhoa carambola;
B. Daun  Capsicum annum; dan C. Daun Solanum melongena
f) Bentuk bulat telur sungsang
Bangun bulat telur sungsang dapat kita jumpai pada daun Anacardium occidentale L.



Gambar: Daun berbentuk bulat telur sungsang pada 
daun Anacardium occidentale L.
g) Bentuk pita (ligulatus)
Gambar : Daun bentuk pita
Serupa daun bangun garis, tetapi lebih panjang lagi, juga didapati pada jenis-jenis rumput, misalnya pada Zea mays L (jagung)


Gambar : Daun berbentuk pita pada daun Zea mays L.

MORFOLOGI DAUN DIKOTIL DAN MONOKOTIL



Rabu, 25 September 2013

Pengecambahan benih cabe merah

BUDIDAYA CABE MERAH

A. Pengecambahan Benih cabe Merah

1. Menyiapkan benih.

Pertama-tama, belilah 1 atau 2 buah cabe merah dari pasar.atau warung terdekat disekitar anda. Pilih yang benar-benar matang, berukuran jumbo/besar, mulus, panjang, dan sehat (tak menunjukkan cabe tersebut berpenyakit). Kemudian dibelah untuk mengambil bijinya.




Gambar 1. Mengambil biji-biji cabe untuk dijadikan benih, dipilih biji yang bernas, besar, dan sehat.



2. Mengambil biji

The next, cabe dikupas dan diambil biji-bijinya untuk dijadikan benih. Kita pun hanya memilih biji-biji yang besar saja, yang berisi, yang sehat, tidak berwarna gelap/hitam. Biji-biji yang tak berkualitas ditendang kalau bisa dibuang saja 




Gambar 2. Biji-biji yang terpilih, siap untuk dijemur sampai benar-benar kering.

3. Menjemur biji.
Biji-biji yang telah terpilih selanjutnya dijemur di bawah terik mentari, sampai benar-benar kering. Pada cuaca panas, biasanya hanya membutuhkan 2-3 hari.


4. Merendam benih.

Jika biji/benih cabai telah kering, selanjutnya kita rendam dengan sedikit air hangat. Gunakan gelas atau mangkuk atau wadah bekas untuk merendam. (Kami menggunakan cup es krim kecil).





Gambar 3 Perendaman benih cukup 3 jam saja

Catatan:
Pilihlah hanya benih yang tenggelam. Benih yang mengapung saat direndam air biasanya mengindikasikan benih tersebut kurang berkualitas, meski tidak semua demikian

5. Memeram benih menggunakan kain

 Setelah direndam selama 3 jam, benih selanjutnya kita peram di dalam seutas kain agar berkecambah.
Caranya, siapkan sehelai kain halus (bahan kaos) atau saputangan lembut. Basahi kain tersebut dengan cara dicelupkan ke dalam air. Pastikan air tersebut bebas kaporit, atau gunakan saja air sumur atau air minum mineral atau air RO.





Gambar 4. Mencelupkan kain ke air bersih, bebas kaporit.

Kemudian peras kain tersebut sampai airnya tidak menetes. Ini akan menciptakan kondisi kain yang lembap, sehingga cocok untuk pemeraman benih.





Gambar 5. Memeras kain sampai airnya tidak menetes.

Setelah itu, ambil benih atau biji-biji cabai kita dari rendaman. (Saring airnya dan siramkan ke tanaman karena merupakan pupuk). Tempatkan  biji-biji cabai ke atas kain yang telah kita siapkan tadi.




Gambar 6. Menempatkan benih/biji-biji cabai ke atas kain lembap.

Lantas lipat-lipat kain tersebut sehingga semua biji cabai tertutupi.




Gambar 7. Melipat kain.


Sekarang masukkan lipatan kain ke sebuah plastik bungkus (yang bersih dan kering) dan diikat ujungnya. Lalu simpan di sebuah mangkuk (yang juga kering dan bersih). Tutup mangkuk tersebut agar benih aman dari gangguan hewan, dan simpan di ruangan yang hangat (sekitar 30 derajat Celsius), misalnya di dalam kamar.




Gambar 8. Menyimpan benih di mangkuk dan ditutup rapat untuk disimpan beberapa hari sampai benih berkecambah.


Diamkan benih selama beberapa hari sampai berkecambah.

Sesekali semprot kain dengan air bersih (dan bebas kaporit) jika memang sedikit kering, namun biasanya tidak diperlukan.




Gambar 9. Sprayer tangan bisa digunakan untuk menyemprotkan air ke kain benih kalau memang kain menunjukkan kering. Namun, cukup 1 atau 2x semprotan saja, sekedar melembapkan. Kalau terlalu basah, benih bisa busuk.


2. MENYIAPKAN MEDIA SEMAI


Sambil menunggu biji/benih cabai kita berkecambah, sekarang mari siapkan media semainya.

1. Memilih polibag semai

Polibag semai untuk menyemai cabe biasanya berupa plastik kecil (dapat dibeli di toko plastik di pasar terdekat), ukurannya 6×8 cm atau ukuran yang mendekati. Banyaknya sesuai jumlah pohon cabai yang ingin Anda tanam. Saran kami, sebaiknya Anda melebihkan jumlahnya untuk antisipasi seandainya ada benih yang mati atau tak berkualitas.

Plastik/polibag semai ini WAJIB DIBOLONGI atau pada saat membeli polibag beli saja polibag yang sudah di bolongi sedikit di bagian bawahnya (digunting miring di kedua pojoknya), agar benih tidak terendam air saat penyiraman nanti. Kalau terendam, benih bisa koit… :)


Gambar 1. Plastik polybag 6×8 cm untuk media semai.



2. Pengisian media semai

Setelah dilubangi, polibag atau wadah selanjutnya kita isi dengan media semai. Media yang bagus agar benih tumbuh subur diantaranya:

1 bagian tanah halus + 1 bagian pupuk kompos
atau,
1 bagian tanah halus + 1 bagian kotoran hewan (yang sudah matang)
atau,
lumpur comberan dari parit di sekitar rumah
Catatan:
  • Pupuk kompos bisa Anda beli di penjual tanaman hias atau toko pupuk. Harganya sekitar Rp 1000/kg.
  • Kotoran hewan bisa Anda “sadap” sendiri dari kandang ayam/kambing/sapi/kelinci/dkk. Kotoran hewan yang telah matang maksudnya yang sudah dikomposkan, atau paling tidak direndam dengan air minimal 1 minggu.
  • Lumpur comberan dari parit sekitar rumah juga pupuk yang bagus, bahkan tak perlu dikomposkan dulu, karena dirinya telah mengkomposkan diri sendiri. Syaratnya, parit comberan tersebut tak terkontaminasi limbah/zat kimia berbahaya.

Dalam praktek di sini, media semai kami adalah 1 bagian tanah halus + 1 bagian kotoran hewan (yang sudah matang)



Gambar : Plastik polibag diisi dengan media semai sampai penuh


TRALALA…. Tepat 3 hari, benih cabai kami sudah berkecambah! 


cabai bisa berkecambah hanya dalam 3 atau 4 hari setelah diperam di kain/saputangan yang lembap. Bukan mau takabur, tapi memang mengecambahkan biji cabai itu dengan cara biasa suka makan waktu lebih lama, sekitar 1 minggu, bahkan kadang 2 minggu…



Benih cabai berkecambah




sampai disini dulu bahasan kita pada BAGIAN kecambah ini. Insya Allah akan kami sambung dengan BAGI
AN pengukuran bibit. Ikuti terus artikel-artikel kami selanjutnya. Dan, kalau Sahabat morfolo ada pertanyaan atau ingin berkonsultasi mengenai topik ini, jangan sungkan untuk mengontak kami. silahkan  di pos di kotak  komentar kami ya..:) tks..


Senin, 23 September 2013

jenis-jenis daun dan morfologinya

1.Daun Mangga
Mangifera Indica
Klasifikasi ilmiah :
  • Kerajaan : Plantae
  • Filum : Magnoliophyta
  • Klas : Magnoliopsida
  • Ordo : Sapindales
  • Famili : Anacardiaceae
  • Genus : Mangifera
  • Spesies : M.indica

Morfologi:
Mangga dikenal sebagai tanaman tingkat tinggi. Tanaman ini digolongkan kedalam kelompok arboreus karena memiliki batang dengan ketinggian diatas 5 meter.

Ciri-ciri umum dari tanaman mangga antara lain :
  1. Struktur batang umumnya besar. Tumbuh tegak dan bercabang dengan ketinggian pohon bisa mencapai 40 meter.
  2. Batang memiliki kulit tebal dengan tekstur kasar, warna kulit batang umumnya coklat keabuan, kelabu tua hingga hitam. Terdapat banyak celah-celah kecil serta sisik yang merupakan bekas tepat tumbuhnya daun.
  3. Akar tumbuh memanjang dan bercabang-cabang dengan panjang bisa mencapai 6 meter.
  4. Termasuk kedalam tumbuhan berdaun tunggal, daun tumbuh lebat dan tersebar disetiap batang. Secara umum daun mangga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang tangkai daun antara 1-1,25 cm. Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas  terdapat alur. Posisi daun pada batang umumnya berjarak 3/8 dan semakin ujung batang posisinya makin berdekatan. Helai daun berbentuk jorong hingga linset. Tekstur daun agak liat, warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan. Warna daun akan berubah hijau lalu kuning menua. Pangkal daun lancip, tepi daun berbentuk gelombang, bagian ujung daun meruncing. Beberapa varietas mangga memiliki struktur daun yang berbeda. antara lain : bulat telur  dan ujung daun meruncing, lonjong dan ujung daun seperti mata tombak, segi empat dan ujung membulat, serta segi empat dan ujung daun meruncing.
  5. Bunga majemuk dan berkelamin campuran, warna kuning kehijauan. Tumbuh memanjang hingga 40 cm.
  6. Buah mangga memiliki warna hijau muda ketika masih matang dan akan berubah menjadi kuning kehijauan ketika sudah matang. Bentuk buah beraneka ragam tergantung dari varietasnya, ada yang bulat, lonjong telur, hingga lonjong memanjang. Ukuran buah umumnya  antara 25-30 cm.

2. DAUN RAMBUTAN


Klasifikasi ilmiah :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Nephelium

Morfologi:

Daun rambutan merupakan daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8 helai anak daun, berbentuk jorong. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (0,5-1cm) berbentuk silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, , lebar daun 5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus). Permukaan daun licin (laevis) kelihatan mengkilat  (nitidus). Daging daun Nephelium lappaceum L. adalah seperti perkamen (perkamenteus).


Manfaat rambutan 

Rambutan  merupakan sebagian tumbuhan yang banyak manfaat. Seluruh belahan dari tumbuhan ini, mulai kulit, daun, biji, hingga akar, bisa berguna menjadi obat. Bagian tumbuhan yang berguna: Kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya. Uraian kegunaannya ialah sebagai berikut:
Kulit buah: Buat menangani disentri, demam
Kulit kayu: Buat menangani sariawan
Daun: Buat menangani diare dan menggelapkan rambut
Akar: Buat menangani demam
Biji: Buat menangani kencing manis (diabetes melitus)


3. Paku pakis


 
Lindsaea bolivarensi

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : plantae
Divisio     :Pteridophyta
 Classis:Filicopsida
Subclassis :Filicida
Ordo :Polypodiales
Familia :Polypodiaceae
Subfamilia  :Davallioideae
Genus: .Lindsaea
 Ciri:
Ø  Daun menyirip atau menyirip (Pinnate) ganda, daun yang mati tak terlepas dari rhizom.
Ø  Merupakan paku tanah atau epifit
Ø  Sorus pada tepi bawah daun, bentuk bulat, memanjang atau bangun garis.Indusium berbentuk sesuai dengan bentuk sorusnya, terbuka pada bagian yang menghadap pada tepi daun

4. Daun Kelor
Moringa oleifera 

Klasifikasi kelor:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Capparales
Famili: Moringaceae
Genus: Moringa
Spesies: Moringa oleifera Lam

Deskripsi

 Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek dan biji. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup dengan sinar matahari.

Manfaat dan Kegunaan

Di India kelor berkhasiat sebagai obat; anemia, anxiety, asma, bronchitis, katarak, kolera,conjunctivitis, batuk, diarrhea, infeksi mata dan telinga, demam, gangguan kelenjar, sakit kepala, tekanan darah tidak normal, radang sendi, gangguan pernafasan, scurvy,kekurangan cairan sperma dan tuberculosis. Di beberapa negara, tanaman kelor diolah dalam bentuk makanan seperti; tepung daun kelor,  bubur, sirup, teh daun kelor, sauce kelor, biskuit kelor dan lainnya. Sementara itu di Indonesia sedikit sekali orang yang memanfaatkan tanaman kelor ini sebagai makanan. Selain itukelor juga berguna sebagai obat diantaranya:
1. Mengobati Beri-Beri dan Oedem
Akar kelor, akar pepaya ditambah kulit lawang atau cengkeh, digiling$2C ditambah air, peras, saring kemudian minum.
2. Mengobati Herpes dan Luka Bernanah
Daun kelor ditumbuk dengan kapur, kemudian balurkan.
3. Mengobati Sariawan 
Akar kelor direbus, saring dan minum airnya.
4. Mengobati Rematik, Nyeri dan Pegal Linu
Akar kelor direbus,, saring, minum airnya. Atau 2-3 gagang daun kelor dan 1/2 sendok makan kapur sirih ditumbuk halus dan balurkan ketempat yang sakit.
5. Mengobati Epilepsi
Akar kelor direbus, saring kemudian minum airnya.
6. Mengobati Susah Buang Air Kecil
Akar kelor ditambah daun, direbus, saring dan minum airnya.
7Mengobati Sakit Kuning
Daun kelor 3-7 tangkai, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau. Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata, minum secara rutin sampai sembuh.
8. Mengobati Rabun Ayam
Tiga tangkai daun kelor ditumbuk halus, seduh dengan 1 cangkir air masak dan disaring, campurkan dengan madu dan aduk sampai merata, minum sebelum tidur.
9. Mengobati Alergi dan Biduren
Daun kelor 3 gagang, bawang merah 1 siung dan adas pulasari, direbus dengan 3 gelas air mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Minum sehari 2 kali pagi dan sore.
10. Sakit Mata
Yaitu dengan menfgunakan 3 gagang daun kelor kemudian ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap.Cara menggunakan air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata


5. DAUN MATOA

 Pometia pinnata

Klasifikasi :

Kingdom      :    Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :    Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :    Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi            :    Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas            :    Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas     :    Rosidae
Ordo             :    Sapindales
Famili           :    Sapindaceae
Genus           :    Pometia
Spesies         :    Pometia pinnata J.R. & G.Forst

Deskripsi :

  Pohon Matoa dapat mencapai tinggi 47 m, dengan garis tengah batang 140 cm, berbanir besar sampai 5,50 m tingginya. Daunnya bersirip dengan 3 - 13 pasang anak daun. Daun terbawah seringkali menyerupai stipula (daun pe­numpu). Bagian-bagian yang muda kadang-kadang berbulu halus. Bunga jan­tan dan betina. Buah berbentuk elips, ukurannya mencapai 3,5 X 3 cm, dengan berbagai warna kulit, mulai dari kuning, merah tua, ungu atau coklat. Daging buahnya tipis dan manis. (De Graaf, NR & JW Hildebrand, PB Laming, JM Fundter. 2009)
    
 Matoa termasuk tanaman langka. Pohonnya rindang dengan akar yang kuat dan buahnya berasa manis. Buah matoa yang tumbuh di Papua umumnya dapat dimakan, Ada yang menyebut rasa manisnya seperti kelengkeng campur durian, ada pula yang menyebut seperti rambutan. Matoa asli Papua ternyata mempunyai keistimewaan (Vitiawan, Santo. 2008).

Kayu yang dihasilkan oleh pohon matoa cukup berkualitas dan sangat umum digunakan sebagai bahan bangunan oleh masyarakat papua dan industri kayu lapis yang kemudian diekspor ke luar negeri. Juga dapat digunakan untuk peralatan pertanian dan peralatan olah raga serta bahan pembuat arang. Kulit kayunya juga dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional (De Graaf, NR & JW Hildebrand, PB Laming, JM Fundter. 2009).